Sabtu, 19 Januari 2013

Bukan Kamu, Tapi Dia...

Pertemuan pertama, tidak kusangka itu adalah langkah awal dari perasaanmu ...
Teringat saat itu, sekitar pukul 16.30, tanggalnya lupa, yang jelas awal bulan september (Syawal) 2012, karena saat itu saya puasa Syawal.


Pertemuan sore itu, mengingatkanku akan senyummu yang ternyata masih membekas dalam ingatanku.
Ketika aku berdiri di depan gerbang sebuah rumah sambil sibuk sendiri dengan telepon genggamku. Kau datang dengan roda duamu sambil melontarkan senyum,
Aku cuek saja, tidak kupeduli ada tidaknya seseorang di depanku.

Hanya sekilas aku melirikmu, setelah itu kulanjutkan kegiatanku sebelumnya.
Kupalingkan wajahku, karena ku tak tertarik atau illfeel dengan sosok pria yang memiliki rambut yang agak panjang, dan sok kenal.

Pikirku saat itu, ''ini orang siapa yah, oh mungkin tamu dari salah satu penghuni rumah ini''.

Belum sempat ku berpikir panjang, semua keluarga yang ada di dalam rumah (mamah, tante dan om, serta tante dan sepupu penghuni rumah itu) keluar menyapa kami, yang masih berdiri di depan pagar. Dan ternyata, pria yang sedari tadi di depanku itu, adalah salah satu penghuni rumah itu, dengan kata lain Si "dia" adalah sepupu saya.


Kaget ya, sepupu ko' tidak kenal,, iyya jujur saja saya baru tahu dan baru pertama kali bertemu, namanya saja tidak pernah saya dengar sebelumnya. Dia itu sepupu 2X saya, yang sudah lama tinggal di Makassar. Itupun, seandainya saya tidak turut serta mengantarkan undangan saat itu, mungkin sampai saat ini saya tidak tahu kalau saya punya keluarga dekat di jalan ini.

Setelah dikenalkan, kita pun pamit... Saat itu saya tidak pernah menyangka atau kepikiran ternyata pertemuan tadi itu, membuat kamu mempunyai perasaan suka terhadapku.

Selama ini, saya tahu dan bisa menebak perasaan suka pria ketika sedang berhadapan denganku, tapi waktu itu tidak, tidak sama sekali.

Dan perasaanmu itu, tersebar di seluruh keluarga, dan itu membawa bencana bagi hubunganku dengan kekasihku yang sudah saya jalani selama 7 tahun.
Betapa bodohnya kamu, secepat itukah kamu jatuh cinta kepada seorang wanita?
Hanya dengan pertemuan pertama kamu sudah begitu percaya dengan perasaanmu, sampai-sampai kamu sudah menceritakan semua kepada orangtuamu...


Tidak,, saya tidak mau tahu dan pura-pura tidak tahu saja, berita yang tersebar di keluarga ataupun di luar.. itu maunya saya, tapi keadaan tidak bisa menghentikan otakku untuk memikirkan hal itu.

Bagaimana bisa, di saat saya sedang menjalani hubungan serius dengan kekasihku, ada seorang pria yang tidak lain adalah keluarga yang ingin meminangku. Bisa ditebak bagaimana respon dari orangtuaku, keluarga-keluarga dekatku, Yup mereka menginginkanku bersama dengan pria yang baru pertama kali ku temui itu.

Selamat untuk kamu, kamu berhasil membuat semua orang merestuimu. Tapi bagaimana denganku? dengan perasaanku, pernahkah kamu memikirkan perasaanku?
Atau begini saja, dekat-dekat ini banyak keluarga yang akan nikah, pasti kita akan bertemu lagi.

Sangat berharap bertemu kamu, mengenalmu lebih dekat, begitupun sebaliknya. Kenal aku lebih, dan lebih, cari tahu tentangku, telusuri hatiku, sampai kamu benar-benar tahu kalau di dalam hati ini terukir dalam nama kekasihku, kekasih yang selama 7 tahun selalu setia di sisiku.
Dan akhirnya ku berharap kamu akan sadar, bahwa selama ini kamu salah, Bukan Kamu yang Aku Inginkan, Tapi Dia, Dia Kekasihku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar